Pendidikan Agama Islam 1
BAB I
Kedudukan Shalat
1.1.Perintah Shalat
Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, setelah melampaui Masjidil Aqsha 1, Nabi langsung diangkat naik sampai ke langit tujuh, lalu Sidratul Muntaha 2 dan Baitul Ma’mur 3. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat peristiwa Mi’raj, Nabi
Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya beserta
umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat lima puluh kali sehari-
semalam.
Nabi Muhammad menerima begitu saja dan langsung bergegas. Namun
Nabi Musa AS memperingatkan, umat Muhammad tidak akan kuat dengan lima
puluh waktu itu. ” Aku telah belajar dari pengalaman umat manusia sebelum
kamu. Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada
Tuhanmu dan mitalah keringanan untuk umatmu .”
Nabi Muhammad kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan
dan ternyata dikabulkan. Tidak lagi lima puluh waktu, tapi sepuluh waktu saja.
Nabi Muhammad pun bergegas. Namun Nabi Musa tetap tidak yakin umat
Muhammad mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. ” Mintalah lagi
keringanan.” Nabi kembali dan akhirnya memperoleh keringanan, menjadi hanya
lima waktu saja.
Kedudukan Shalat
1.1.Perintah Shalat
Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, setelah melampaui Masjidil Aqsha 1, Nabi langsung diangkat naik sampai ke langit tujuh, lalu Sidratul Muntaha 2 dan Baitul Ma’mur 3. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat peristiwa Mi’raj, Nabi
Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya beserta
umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat lima puluh kali sehari-
semalam.
Nabi Muhammad menerima begitu saja dan langsung bergegas. Namun
Nabi Musa AS memperingatkan, umat Muhammad tidak akan kuat dengan lima
puluh waktu itu. ” Aku telah belajar dari pengalaman umat manusia sebelum
kamu. Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada
Tuhanmu dan mitalah keringanan untuk umatmu .”
Nabi Muhammad kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan
dan ternyata dikabulkan. Tidak lagi lima puluh waktu, tapi sepuluh waktu saja.
Nabi Muhammad pun bergegas. Namun Nabi Musa tetap tidak yakin umat
Muhammad mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. ” Mintalah lagi
keringanan.” Nabi kembali dan akhirnya memperoleh keringanan, menjadi hanya
lima waktu saja.